Manajemen PT Yakult Indonesia Persada hingga kini belum berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dalam waktu dekat.
Pasalnya, perusahaan menjelaskan mereka masih memiliki modal yang cukup kuat dalam mendanai ekspansi.
"Rencaana
IPO, saat ini kami masih belum berencana untuk IPO, karena saat ini
kami masih punya modal. Secara bertahap kita bisa, tidak perlu proses
IPO," ujar Direktur Keuangan PT Yakult Indonesia Persada Indra Tjahjono
di Mojokerto, Surabaya, Kamis (6/11/2014).
Menurutnya, keputusan
melantai ke Bursa Efek Indonesia (BEI) ada di tangan pusat, tidak bisa
dilakukan secara sepihak. Lantaran saat ini modal yang dimiliki masih
sangat cukup.
"Bicara IPO kita masih punya dana. Dulu Grup Salim
masih punya saham di kita, tapi pas 1998 yang krisis moneter sahamnya
dijual lagi dan diambil alih oleh kita lagi," tutupnya.
Indra
yang juga sebagai managing director Yakult ini menjelaskan, pabrik di
kawasan industri Ngoro, Mojokerti ini sudah full kapasitas.
Untuk itu, tidak ada pilihan lagi untuk secepatnya melakukan penambahan mesin, sehingga kapasitas produksi bisa lebih meningkat.
Untuk
saat ini, produksi Yakult di kawasan industri Ngoro baru mencapai 1,2
juta botol per hari. Setelah penambahan dua alat produksi yang lengkap
yang rencananya akan dimulai Mei 2015, maka kapasitas bisa meningkat 2,4
juta botol per hari.
"Pabrik full kapasitas, jadi pekerja banyak
juga yang Sabtu masuk. Ada yang kerja pas Minggu, tapi dua kali dalam
sebulan. Dengan tambahnya dua mesin, jadi lebih meningkat dan efisien.
Bisa jadi 2,4 juta botol di Mei 2015, dan bisa meningkat lagi sampai
empat juta botol per hari," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar